Pengertiandan Ruang Lingkup Akhlak. Secara terminologis ada beberapa definisi tentang akhalak, diantaranya sebagai berikut: a. Menurut Al-Ghazali dalam, Akhlak adalah sifat yang MaknaSuluk dan Tasawuf. Kamis 21 Jul 2011 19:14 WIB. Red: cr01. 0. Ilustrasi. Foto: Blogspot.com. REPUBLIKA.CO.ID, Suluk berarti memperbaiki akhlak, mensucikan amal, dan menjernihkan pengetahuan. Suluk merupakan aktivitas rutin dalam memakmurkan lahir dan batin. Segenap kesibukan hamba hanya ditujukan kepada Sang Rabb. Apaperbedaan tarekat dan tasawuf? Tashawuf adalah istilah yang merujuk pada upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan lebih mengedepankan akhlak-akhlak dan melakukan ibadah-ibadah yang sering tidak dilakukan oleh masyarakat islam pada umumnya, namun diakui dalam syariat islam. Adapun Tahriqah/tarikat/tarekat adalah tradisi keilmuan Artinya "Ketahuilah tasawuf memiliki dua pilar, yaitu istiqamah bersama Allah dan harmonis dengan makhluk-Nya. Dengan demikian siapa saja yang istiqamah bersama Allah SWT, berakhlak baik terhadap orang lain, dan bergaul dengan mereka dengan santun, maka ia adalah seorang sufi," (Imam Al-Ghazali, Ayyuhal Walad , [Singapura-Jeddah-Indonesia Istilahakhlak, etika, dan moral mempunyai persamaan dan perbedaan dalam pemaknaannya. Sebagaimana diterangkan dalam buku "Akhlak Tasawuf" yang disusun oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M. Ag. Pertama bahwasanya ketiganya mengacu pada gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan perangai yang baik. Kedua, merupakan prinsip atau aturan hidup ncJXzC. Jakarta, NU Online Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU KH Said Aqil Siroj dalam peluncuran bukunya yang berjudul Allah dan Alam Semesta Perspektif Tasawuf Falsafi menegaskan bahwa tasawuf bukanlah akhlak. “Tasawuf bukan akhlak mulia. Beda. Tasawuf itu ilmu hati. Akhlak itu suluk, perilaku,” katanya di Aula Lantai 8 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Jumat 5/2. Ramah, mencintai, gotong royong bukan bentuk tasawuf, melainkan akhlak. Menurutnya, belum tentu orang yang berakhlak baik itu sufi. Hal itu dia tegaskan dengan mengatakan bahwa kitab akhlak dan tasawuf juga berbeda. Ia menyebut kitab Minhajul Abidin karya Imam al-Ghazali itu sebagai kitab akhlak, belum masuk tasawuf. Kiai Said juga membantah tasawuf dengan memperbanyak ibadah. Hal itu menurutnya memang bagus. Tetapi, bukan itu yang dimaksud tasawuf mengingat memperbanyak ibadah tidak berbicara mengenai hati. Tasawuf juga, lanjutnya, bukan ilmu perdukunan ilmu hikmah. Kitabnya juga berbeda, seperti Mujarabat, Syamsul Maarif. Menurutnya itu memang ilmu dan terpisah, ada ilmunya sendiri. Perihal orang sakit, lalu diberikan air kemudian sembuh, Kiai Said mengakui itu betul ada dan bagian dari ilmu yang bisa dipelajari. Mengutip Abdul Ali Afifi, Kiai Said mengatakan, tasawuf adalah revolusi spiritual. Dalam arti, tasawuf dinamis tapi sangat progresif, yakni tidak boleh puas pada satu maqam posisi. Imam al-Ghazali, misalnya, sudah mencapai maqam 14, sedangkan Syekh Abdul Qadir al-Jailani telah di maqam 40. “Revolusi spiritual dalam arti hubungan Allah dan alam. Semua tidak lain adalah tajalli manifestasi wujud mutlak,” katanya. Manusia, jelasnya, hanyalah manifestasi dari wujud mutlak, yaitu Allah. Manusia hanyalah bagian dari maujudat yang diadakan, sebagaimana laut, gunung, matahari, dan seluruh alam semesta. Sementara yang betul-betul Wujud, hanyalah satu, yakni Allah swt. “Wujud satu. Yang banyak maujudat,” tegas alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur itu. Artinya, alam semesta ini hanyalah sebuah khayalan. Sebab, yang betul-betul nyata hanyalah Allah swt. “Kalau sudah sampai maqam tajalli. Yang kelihatan mata ini Allah, makhluk imajinasi, khayalan. Yang Hakiki Allah,” katanya. Jika sudah memahami demikian, orang sudah tidak akan lagi peduli dengan caci maki dan ketika disanjung pun tidak sombong. Sebab, semua maujudat ini tidak keluar dari Asma Allah. Allah menciptakan Nabi Ibrahim juga Namrud, Nabi Musa juga Firaun, Nabi Muhammad saw. juga Abu Jahal. Allah menciptakan ikan, burung, juga cacing. Allah menciptakan hidung mancung, tetapi juga dubur. “Kacamata Allah semuanya baik. Semuanya menunjukkan kesempurnaan Allah,” ujar kiai yang menamatkan studinya di Universitas Ummul Qura, Makkah, Arab Saudi itu. Sementara itu, Guru Besar Tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kautsar Azhari Noer mengatakan, akhlak tidak terpisah dari tasawuf, sebab tasawuf tidak mungkin ada tanpa Al-Qur’an. “Tasawuf itu berakhlak dengan akhlak Allah,” kata akademisi yang mengaku pernah belajar kitab Fushush al-Hikam kepada Kiai Said itu. Dalam peluncuran tersebut, hadir sebagai pembicara Cendekiawan Muslim Fachri Ali, Pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo KH Agus Ali Masyhuri. Turut hadir pula mengikuti jalannya diskusi para pengurus PBNU dan hadirin lainnya secara virtual. Pewarta Syakir NF Editor Muhammad Faizin Memahami Perbedaan Akhlak, Etika, dan MoralETIKA, MORAL, DAN AKHLAK DALAM ISLAMPersamaan dan Perbedaan Akhlak, Etika, Moral, Dan SusilaPERBEDAAN AKHLAK, MORAL DAN ETIKAETIKA, MORAL DAN AKHLAK DALAM ISLAMMemahami Perbedaan Akhlak, Etika, dan MoralAntara Etika, Moral dan Akhlak Mana yang Lebih Utama dalam Islam Sebagaimana diterangkan dalam buku “Akhlak Tasawuf” yang disusun oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M. Ag. Pertama bahwasanya ketiganya mengacu pada gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan perangai yang baik. Kedua, merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya. Psikologi membicarakan tentang perasaan, sifat, kehendak, pemahaman, khayal, kemerdekaan, yang keseluruhan dibutuhkan oleh ilmu akhlak. Sebagaimana diterangkan dalam buku “Akhlak Tasawuf” yang disusun oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M. Ag. Pertama bahwasanya ketiganya mengacu pada gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan perangai yang baik. Kedua, merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya. Psikologi membicarakan tentang perasaan, sifat, kehendak, pemahaman, khayal, kemerdekaan, yang keseluruhan dibutuhkan oleh ilmu akhlak. ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK DALAM ISLAM Terutama pada saat ini banyak orang beranggapan bahwa harta adalah prioritas utama Apabila sudah terpedaya pada hal-hal yang negatif, akhlak remaja mudah rusak sehingga menimbulkan berbagai masalah. Padahal pemuda adalah generasi penerus bangsa, namun pada kenyatanya sebagian besar remaja pada saat ini sudah terjerumus dalam hal negatif, seperti seks bebas, narkoba, dan lain-lain. Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan. Dan dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya “ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”Hadits riwayat Ahmad. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah. 1 Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah. 2 Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. 3 Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya. Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Etika, Moral, Dan Susila Dalam perspektif agama, perbuatan manusia didunia ini hanya ada dua pilihan yaitu baik dan benar. Ditinjau dari aspek pembentukan karakter, keempat istilah itu merupakan suatu proses yang tidak pernah ada kata berhenti di dalamnya. Sebaliknya, jika tidak mampu, maka ia akan jatuh ke posisi drajad binatang dan bahkan lebih sesat lagi. Berdasarkan paparan di atas, maka secara formal perbedaan keempat istilah tersebut adalah antara lain sebagai berikut PERBEDAAN AKHLAK, MORAL DAN ETIKA Gurusiana adalah paltform blogging yang dikhususkan untuk kalangan Guru, Dosen ataupun Pengajar Non Gelar Lainnya. ETIKA, MORAL DAN AKHLAK DALAM ISLAM Terutama pada saat ini banyak orang beranggapan bahwa harta adalah prioritas utama Apabila sudah terpedaya pada hal-hal yang negatif, akhlak remaja mudah rusak sehingga menimbulkan berbagai masalah. Padahal pemuda adalah generasi penerus bangsa, namun pada kenyatanya sebagian besar remaja pada saat ini sudah terjerumus dalam hal negatif, seperti seks bebas, narkoba, dan lain-lain. Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan. Akhlak berasal dari kata “khuluq” yang artinya perang atau tabiat. Dan dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya “ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”Hadits riwayat Ahmad. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah. a Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah. b Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. c Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya. Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak moral. Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi dua obyektivisme dan subyektivisme. Suatu tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan karena kita senang melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata keputusan rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu. Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan dengan kehendak atau pertimbangan subyek tertentu. Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya. a Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat. – Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan. – Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap tamumu, tetapi tampakkanlah kegembiraan dengan kahadirannya, bermuka manis dan berbicara ramah. – Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya. – Jangan tidak hadir sekalipun karena sedang berpuasa, tetapi hadirlah pada waktunya. – Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa saja yang terjadi pada tuan rumah. a. Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur. c. Disunnahkan bagi kedua mempelai melakukan shalat dua raka`at bersama, karena hal tersebut dinukil dari kaum salaf. – Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Allah, selamat dan disehatkan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai ketentuan baik atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk. Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu’ad. Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari luar. Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar bentuk infinitive dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan wazan tsulasi majid af’ala, yuf’ilu if’alan yang berarti al-sajiyah perangai, at-thobi’ah kelakuan, tabiat, watak dasar, al-adat kebiasaan, kelaziman, al-maru’ah peradaban yang baik dan al-din agama. Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. § Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil daripengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah. § Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. § Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang . – Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul Nya Adalah untuk kebaikan manusia. – Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk. Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung.. Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut maupun tidak patut. – Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta PT Raja Grafmdo Persada, 2004 Bandung CV Diponegoro, 1988 artikel ini disadur dari persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf Memahami Perbedaan Akhlak, Etika, dan Moral Sebagaimana diterangkan dalam buku “Akhlak Tasawuf” yang disusun oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, M. Ag. Pertama bahwasanya ketiganya mengacu pada gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, dan perangai yang baik. Kedua, merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya. Psikologi membicarakan tentang perasaan, sifat, kehendak, pemahaman, khayal, kemerdekaan, yang keseluruhan dibutuhkan oleh ilmu akhlak. Antara Etika, Moral dan Akhlak Mana yang Lebih Utama dalam Islam Secara bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah khuluq, yang memiliki arti tingkah laku, perangai dan tabiat. Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk. Sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk adalah akal manusia. Berikutnya, dalam encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya. Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasulkan oleh akal manusia. . Ketiga istilah etika, moral dan akhlak sudah tidak asing lagi di telinga khalayak umum. Oleh karena itu, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang persamaan dan perbedaan diantara ketiga istilah tersebut. Pada dasarnya moral dan etika merupakan dua istilah yang benar-benar kembar indentik, karena keduanya sama-sama muncul dari hasil pemikiran manusianya. MAKALAH AKHLAK TASAWUF TENTANG Definisi Akhlak, Tasawuf, Persamaan Dan Perbedaan Serta Hubungan Keduanya DI SUSUN OLEH KELOMPOK I 1. AGUS RIZAL Nim 2. ADE IRAWAN DOSEN PEMBIMBING JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PAI SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SYEKH BURHANUDDIN STIT SB PARIAMAN TAHUN 2016 / SEMESTER III DAFTAR ISI BAB I ...................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................. 4 Latar Belakang ......................................................................................... 4 Rumusan Masalah .................................................................................... 5 BAB II ..................................................................................................................... 6 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6 PENGERTIAN DAN DEFINISI AKHLAK ............................................ 6 A. Pengertiannya ........................................................................................... 6 B. Definisi Akhlak ........................................................................................ 7 C. Akhlak dan Ilmu Akhlak .......................................................................... 8 D. Etika dan Moral ........................................................................................ 9 E. Jenis-jenis Akhlak .................................................................................... 9 TASAWUF ............................................................................................... 9 A. Pengertian Tasawuf .................................................................................. 9 B. Definisi Tasawuf. ................................................................................... 11 C. Sejarah Kemunculan tasawuf ................................................................. 11 PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA AKHLAK DAN ILMU TASAWUF ....................................................................................................... 13 A. Persamaan Etika, Moral, dan Akhlak ..................................................... 13 B. Hubungan Manusia dengan Etika, Moral dan Akhlak ........................... 14 KEDUDUKAN AKHLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM SERTA HUBUNGAN KEDUANYA ............................................................................ 17 A. Kedudukan akhlak dalam islam ............................................................. 17 B. Kedudukan Tasawuf Dalam Islam ......................................................... 17 HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU LAINNYA ............ 20 A. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf ...................................... 20 B. HUBUNGAN AKHLAK DENGAN TASAWUF DALAM ISLAM .... 20 C. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid ......................................... 22 D. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa............................................. 26 E. Hubungan Ilmu Jiwa dengan Ilmu Pendidikan ...................................... 26 MK Akhlak Tasawuf 2 BAB III ................................................................................................................. 27 PENUTUP ............................................................................................................. 27 kesimpulan.............................................................................................. 27 Saran ....................................................................................................... 27 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 28 MK Akhlak Tasawuf 3 BAB I PENDAHULUAN Belakang Akhlak Tasawwuf adalah merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan, secara historis dengan teologis akhlak tasawwuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup umar agar selamat dunia dan akhirat. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad SAW. Adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima. Khazanah pemikiran dan pandangan di bidang akhlak da tasawwuf itu kemudian menemukan momentum pengembangan dalam sejarah, antara lain ditandai oleh munculnya sejumlah besar ulama tasawwuf dan ulama di bidang akhlak. Bersamaan dengan itu perkembangan teknologi di bidang alat-alat anti hamil, makanan minuman, dan obat-obatan telah membuka peluang terciptanya kesempatan untuk membuat produk alat-alat, makanan, minuman dan obat-obatan terlarang yang menghancurkan masa depan generasi muda. Tempat-tempat beredarnya obat terlarang semakin canggih. Demikian juga sarana yang membawa orang lupa pada tuhan, dan cenderung maksiat terbuka lebar di mana-mana. Semua in semakin enambah beban tugas akhlak tasawuf. Melihat demikian pentingnya akhlak tasawwuf dalam kehidupan ini tidaklah mengherankan jika akhlak tasawuf ditentukan sebagai mata kuliah yang wajib diikuti oleh kita semua dikarenakan pentingnya tersebut. MK Akhlak Tasawuf 4 Disadari bahwa masih banyak bidang akhlak tasawwuf yang dapat dikemukakan, namun keterbatasan ilmu yang kami miliki kami mohon maaf jika mempunyai kesalahan dalam pengumpulan data referensi yang kami kumpulkan ini. Masalah 1. Apa definisi Akhlak? 2. Apa definisi Tasawuf? 3. Bagaimana untuk memahami tujuan dari akhlak dan tasawwuf? 4. Apa saja faidah dari mempelajari akhlak tasawwuf ? 5. Apa persamaan dan perbedaan antara Akhlak dengan Tasawuf ? 6. Bagaimana Hubungan antara Akhlak dengan Tasawuf? MK Akhlak Tasawuf 5 BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN DAN DEFINISI AKHLAK A. Pengertiannya Kata akhlak berasal dari bahasa arab yang sudah diindonesiakan, yang juga di ÙŒ َ†اَ Ù’ØØ§Ù„‬Adalah jama‟ Ta‟sir dari kata ÙŒ â€ ÙØØ ُØâ€¬. istilahkan perangai atau kesopanan. Kata â€Ù‚‬ Kata tersebut diatas , merupakan jamak taksir yang tetap, atau tidak dapat diubah ubah bentuknya dengan jama‟ taksir yang lain. Hal ini , berbeda dengan kata ÙŒ َ َ Unta bisa diubah ubah bentuk jamak taksirnya menjadi beberapa macam bentuk, Misalnya â€ÙŽ َمْج َ ٌا‬ â€Ù َ ٌا‬ ÙŒ َâ€Ù َ ا‬ ِ ÙŒâ€ÙŽÙŽ ا‬ ِ ÙŒ â€ÙŽÙŽ ا‬ ÙŒ â€ÙŽÙŽÙ…ْج‬ ِ ÙŒ َâ€ÙŽ ا‬ Dan ِ ÙŒâ€ÙŽØ§â€¬ Ahli bahasa arab sering menyamakan arti akhlak dengan istilah ٌ†اَاَمْج ُمُرَمْجوءَة‬, †اَادِÙيَمْج ُن‬, ٌ†اَ َاع َدة‬, †اَاØÙŽÙَمْجب ُع‬, ُ ÙÙŽâ€Ø§Ø§ÙŽ ÙŽÙØ³ ِجي‬ yang kesemuanya diartikan dengan akhlak,watak, kesopanan, perangai, kebiasaan dan sebagainya. Selanjutnya , Barmawie Umarie1 menguraikan pengertian sebagai berikut Asal kata akhlak adalah meervoud dari khildun yang mengandung segisegi persesuaian dengan kata khaliq dan makhluq. Dari sinilah perumusan ilmu akhlak yang merupakan koleksi ugeran yang memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhluk dengan khalik, serta makhluk dengan makhluk lainnya. 1 Pengarang buku Materia Akhlak, terbitan solo,1978. MK Akhlak Tasawuf 6 B. Definisi Akhlak Para Ulama Ilmu Akhlak merumuskan ilmu akhlak dengan berbeda-beda tinjauan yang dikemukakan, antara lain a. Al-Qurtuby mengatakan Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab-kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadian. b. Muhammad bin „Ilan Al-Sadiqy mengatakan Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan yang baik, dengan cara mudah Tanpa dorongan dari orang lain . c. Ibnu Maskawaih mengatakan Akhlak ialah keaadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat, tanpa memikirkan lebih lama. d. Abu Bakar Jabir Al-Jaziri mengatakan Aklhak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja. e. Imam Al-Ghazali mengatakan Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui maksud untuk memikirkan lebih lama . Maka jika sifat tersebut melahirkansuatu tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma Agama, dinamakan akhlak baik . tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, dinamakan akhlak yang buruk. Imam A-Ghazali menekankan, bahwa akhlak adalah sifat yang teranam dalam jiwa manusia, yang dapat dinilai baik dan buruknya, dengan menggunakan ukuran ilmu pengetahuan dan norma Agama. MK Akhlak Tasawuf 7 Dari eberapa definisi diataas dapat ditarik definisi lain bahwa akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya. Maka gerakan refleks, denyut jantung dan kedipan mata tidak dapat disebut akhlak , karena gerakan tersebut tidak diperintahkan dari unsur kejiwaan. Dorongan jiwa yang melahirkan perbuatan manusia , pada dasarny bersumber dari kekuatan bathin yang dimilki oleh setiap manusia, Yaitu  Tabiat pembawaan , ialah suatu dorongan jiwa yag tidak dipengaruhi oleh lingkungan manusia, tetapi disebabkan oleh aluri dan faktor warisan sifat-sifat dari orang tuanya atau nenek moyangnya.  Akal – fikiran yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan manusia setelah melihat sesuatu, mendengarkan, merasakan, dan merabanya. Alat kejiwaan ini , hanya dapat menilai sesuatu yang lahir yang nyata . Dorongan ini disebut dengan istilah Al- Aqlu.  Hati nurani yaitu dorongan kejiwaan yang hanya dipengaruhi oleh faktor intuitif wijdan . alat kejiwaan yang dapat menilai hal-hal yang sifatnya abstrak yang bathin . dorongan ini disebut Al- Bashirah. Karena dorongan ini mendapatakn ketereangan ilham dari Allah. Ketiga kekuatan kejiawaan dalm diri manusia inilah yang menggambarkan hakikat manusia itu sendiri. Maka konsep dalam pendidikan dalam islam , selalu memperhatika ketiga kekuatan tersebut, agar dapat berkembang dengan baik dan seimbang sehingga terwujud manusia yang ideal Insal Kamil menurut konsepdi Islam. C. Akhlak dan Ilmu Akhlak Akhlak adalah suatu istilah Agama yang dipakai menilai perbuatan manusia, apakah itu baiak atau buruk, sedangkan ilmu Akhlak adalah suatu illmu pengetahuan Agama Islam, yang berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia. MK Akhlak Tasawuf 8 D. Etika dan Moral Etika Ethos adalah kata Yunani yang bearti Adat, watak atau kesusilaan. Sedagkan Moral Mos yang jama‟nya Mores adala kata latin yang berarti adat atau cara hidup. a. Istilah Etika digunakan untuk mengkaji sistem nilai yang ada, oleh karena itu etika merupakan suatu ilmu. b. Istilah Moral digunakan untuk memberikan keritaria perbuatan yang sedang dinilai. Oleh karena itu moral bukan suatu ilmu, tetapi merupakan suatu perbuatan manusia. E. Jenis-jenis Akhlak a Akhlak baik /terpuji, yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain. b Akhlak buruk/ tercela yaitu perbuata buruk terhadap tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain. TASAWUF A. Pengertian Tasawuf Dari segi bahasa terdapat sejumlah kata atau istilah yang dihubungkan para ahli untuk menjelaskan kata tasawuf, Harun Nasution misalnya menyebut kan lima hal yang berkenaan dengan tasawuf, yaitu al-shuffah ahl-alshuffah,orang yang ikut nabi dari makkah ke madinah , saf barisan , sufi suci , shopos bahasa yunani hikmat , dan suf kain wol . Keseluruhan katakata ini bisa saja dihubungkan dengan tasawuf. Dari segi linguistik kebahasaan ini segera dapat dipahami bahwa tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri yang pada hakikatnya adalah akhlak yang mulia. Adapun pengertian tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli amat bergantug pada sudut pandang yang digunakan masing-masing, selama ini aada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisika tasawuf, yaitu sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai makhluk yang MK Akhlak Tasawuf 9 harus berjuang, dan manusia sebagai makhluk yang bertuhan. Jika dilihat dari sudut pandang manusia yang terbatas maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia, dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah SWT. Jika dilihat sudut pandang manusia yang harus berjuang maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agamadalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT,dan jika sudut pandang manusia sebagai makhluk yang bertuhan, maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai kesadaran Para ahli dalam bidang tasawuf hampir sepakat mengatakan bahwa sulit untuk merumuskan pengertian tasawuf . diantara sebab utama terjadinya hal itu karena tasawuf merupakan refleksi diri dan pengalaman pribadi seseorang3. Sementara itu salah seorang Ulama asal minangkabau Hamka, juga mengemukakan pendapat yang senada. Menurutnya, arti tasawuf dan asal katanya menjadi pertikaian ahli logat atau bahasa, yaitu pertama, shafa yang berarti suci bersih, ibarat kaca. Kedua dari kata shuf yang berarti bulu binatang dibaca wol kasardan mereka tidak menyukai pakaian yang indah-indah. Ketiga berasal dari kata shuffah yang diasosiasikan kepada segolongan sahabat nabi yang menyisihkan dirinya di suatu tempat terpencil disamping mesjid nabi. Keempat berasal dari kata shufanah yaitu sebatang kayu mersik yang tumbuh dipadang pasir arab. Kelima, dari theosofie, yang berarti ilmu ketuhanan yang kemudian diucapkan oleh lidah orang arab sehingga berubah menjadi tasawuf. Asal kata kelima inilah menurut Hamka baru digunakan untuk zaman akhir ini dan oleh para ahli yang menganggap sufi bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahsa yunani yang diarabkan4 2 3 4 Abuddin nata, Akhlak tasawuf dan karakter mulia,jakartarajawali pers,2015. Ihsan Sanusi, Akhlak tasawuf,batusangkarSTAIN Batusangkar pres,2012, Hamka,tasawuf modern,Jakartapustaka panjimas,1990,h 12 MK Akhlak Tasawuf 10 B. Definisi Tasawuf. Para ulama tasawuf berbeda cara mamndang kegiatan tasawuf sehingga mereka merumuskan definisinya juga berbeda Ada definisi yang dikemukakan oleh para ahlinya 1. Shekh Muhammad Amin al-Kudri “Tasawuf adalah ilmu yang dengannya dapat diketahui hal ikhwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari sifat-sifat yang buruk dan mengisinya dengan sifat2 terpuji cara melakukan suluk, melangkah menuju keridhaan Allah dan meninggalkan Laranganya menuju kepada perintahnya . 2. Imam Al-Ghazali mengemukakan pendapat Abu Bakar Al Kuttai. Tasawuf adalah budi pekerti ; barang siapa yang memberikan bekal budi pekerti atasmu, bearti ia memberikan bekal atas dirimu dalam tasawuf. Maka hamba yang jiwanya menerima perintah untuk beramal, karena sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan Nur petunjuk islam. Dan ahli zuhud yang jiwanya menerima perintah untuk melakukan beberapa akhlak terpuji karena mereka telah melakukan suluk dengan nur petunjuk C. Sejarah Kemunculan tasawuf Jika dilihat dari sudut pandang munculnya tasawuf , praktek dan substansi ajaran tasawuf sebenarnya sebenarnya sudah melembaga dalam setiap invidu para sahabat nabi dan akan lebih nyata lagi pada pribadi nabi Muhammad SAW sendiri. Munculnya tasawuf sebagai disiplin ilmu tasawuf tersendiri baru nampak setelah ia diperdebatkan sebagai satu istilah sekitar akhir abad kedua Hijriah 815 H yang dinamakan wol kasar atau shuf. 5 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf.Jakarta Radar jaya offset, 2009 h. 65-67 MK Akhlak Tasawuf 11 Pakaian ini banyak digunakan para zahid muslim sebagai pembeda diri mereka dengan orang lain yang senantiasa memakai pakaian mewah. Dalam kondisi ini shuf/wol kasar merupakan simbol sebagai orang hidup fakir dihadapan Allah SAW. Dan sejarahnya zahid pertama yang menggunakanya adalah Abi Hasan Al Khuff H . Perwujudan tasawuf secara resmi ini yang terkesan terlambat tersebut dijadikan landasan kritik bagi oreantalis, bahwa tasawuf bukan muncul dari dunia islam melainkan kemunculannya dipengaruhi oleh berbagai diluar islam/tradisi kerohanian agama-agama lain. Terkaitan dengan rumusan akar kata tasawuf ini ,barangkali menarik dan penting menguntip pendapat Harun Nasution6, secara komprensif yang mengemukakan lima rumusan asal kata tasawuf, yaitu 1. Pertama ahl al shuffaah ,yang beararti orang yang ikut nabi hijriah dari mekah ke madinah yang merupakan refleksi keikhlasan seseorang meninggalkan harta benda demi kepentingan Allah dan Rasul-Nya. 2. Kedua Shaff yang bermakna saf pertama dalam sholat berjama‟ah yang mendapat kemuliaan dan pahala, begitu juga dengan kaum sufi dimuliakan Allah SWT dan diberi pahala yang berlimpah. 3. ketiga ;shufi ,yang bermakna bersih atau suci ,yaitu orang yang telah mensucikan dirinya dengan latihan-latihan riyadhah yang berat dan lama. 4. Keempat Shophos, dari bahasa yunani yang berarti hikmah, dimana orang orang sufi adlah orang-orang yang mendapat atau mempunyai hikmah. Dengan demikian seorang sufi merupakan gambaran kearifan jiwa yang senantiasa cenderung kepada kebenaran. 5. Kelima dari kata shuff, yang berarti kain wol kasar yang senantiasa yang dipakai kalangan sufi sebagai simbol kesederhanaan, tidak mementing 6 Harun nasution. Falsafah dan mistisisme dalam islam, jakarta bulan bintang, 1995, MK Akhlak Tasawuf 12 kehidupan materialisme duniawi, sehingga tetap dalam tuntunan mengabdi kepada Allah SWT. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA AKHLAK DAN ILMU TASAWUF A. Persamaan Etika, Moral, dan Akhlak 1. Persamaan a. Persamaan ketiganya terletak pada fungsi dan peran, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk ditetapkan baik atau buruk. b. Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal 1 Objek yaitu perbuatan manusia 2 Ukuran yaitu baik dan buruk 3 Tujuan membentuk kepribadian manusia7 2. Perbedaan 1 Sumber atau acuan a. Etika sumber acuannya adalah akal b. Moral sumbernya norma atau adapt istiadat c. Akhlak bersumber dari wahyu 2 Sifat Pemikiran a. Etika bersifat filososfis b. Moral bersifat empiris c. Akhlak merupakan perpaduan antara wahyu dan akal 3 Proses munculnya perbuatan 7 a. Etika muncul ketika ad aide b. Moral muncul karena pertimbangan suasana H. Husnan Malik SH. Esensi Tauhid Dan Syirik Dalam Islam. Dosen Metafisika UNPAB MK Akhlak Tasawuf 13 c. B. Akhlak muncul secara spontan atau tanpa Hubungan Manusia dengan Etika, Moral dan Akhlak Beberapa hari terakhir ini kita mendapat sajian fakta hukum yang mengenaskan dalam perjalanan Republik ini. Mafia hukum bertebaran dimanamana, bahkan sampai mencabik-cabik prosedur hukum yang telah dijalankan pemerintah. Makelar hukum yang biasa dikenal markus juga begityu perkasa merekayasa berbagai status hukum yang tak jelas duduk perkaranya. Akhirnya, aparat penegak hukum menjadi aktor yang merusak tatanan sistem hukum itu sendiri. Fakta hukum di Indonesia inilah yang sekarang menjadi keluh-kesah masyarakat. Bahkan masyarakat sekarang tidak sedikit yang apriori, bahkan tidak lagi percaya atas kasus perkara yang diajukan ke meja hijau. Karena hukum sudah dibeli oleh oknum tak bertanggungjawab. Kasus “cicak” versus “buaya” yang sampai sekarang belum usai adalah fakta empiric bobroknya penegakan hukum di Indonesia. Berangkat dari fakta inilah, menarik kalau kita menjelajah buku bertajuk “Etika dan Hukum; Relevansi Teori Hukum Kodrat Thomas Aquinas”. Bertolak dari pemikirannya Thomas Aquinas, penulis melihat bahwa hukum pada dasarnya merupakan “peta jalan” menuju kebahagiaan. Hukum merancang atau memetakan arah yang harus diambil manusia dalam perbuatan, jika manusia ingin mencapai tujuan akhir yang dicarinya. Peta tersebut adalah hasil karya budi manusia, sebab sebelum peta itu dibuat terlebih dahulu orang harus memikirkan tujuannya dan jalan yang dapat menuntunnya kearah tujuan tersebut. Demikian juga arah dan tujuan hidup manusia. Dalam hal ini, hukum selalu merupakan perintah atau petunjuk akal budi yang mengatur perbuatan manusia menuju sasarannya, yakni kebahagiaanan kebaikan umum9 hlm. 243. Alam pandangan hukum kodrat, manusia akan secara alamiah membentuk dan mengoraganisir diri dalam membentuk tatanan sosial dan politik. Semua itu 8 Ibid 9 Sumaryono,Etika dan Hukum Yogyakarta kanisius,2006,h. 243 MK Akhlak Tasawuf 14 dilakukan manusia demi memenuhi kebutuhan hidup bersama berdasarkan kebaikan dan kesejahteraan umum. Sebenarnya, bagi Aquinas, dalam diri manusia sudah ada tiga aspek pengaturan yang ditetapkan. Yang pertama, berhubungan dengan aturan akal budi, karena semua perilaku dan perasaan kita harus diatur berdasarkan aturan akal budi. Kedua, berhubungan dengan aturan yang berasal dari hukum ilahi, yang dipergunakan untuk mengatur manusia dalam segala kehidupannya. Seandainya manusia menurut kodratnya harus hidup sendirian, dua aspek pengaturan ini sudah memadai, namun karena manusia menurut hukum kodratnya adalah makhluq politik dan makhluq sosial, maka diperlukan aturan ketiga, yakni manusia harus diarahkan untuk hidup selalu dalam hubungan dengan sesamanya. Independensi manusia dalam menegakkan hukum ini mendapat perhatian serius dari Aquinas. Karena setiap persona mempunyai substansi kehidupannya sendiri yang berperan sangat penting dalam penegakan sebuah hukum. Nilai-nilai dasar kemanusiaan sebenarnya sudah melekat dalam diri persona manusia. Kedudukan yang substansial ini dikarenakan, pertama, manusia adalah makhluq otonom dan unik; kedua, manusia adalah persona yang korelatif. Otonomi dan kebebasan adalah dimensi transedental manusia sebagai persona. Manusia juga memiliki kodrat rasional, sehingga manusia adalah makhluq yang “sadar diri” atau memiliki kemampuan untuk berbuat secara manusiawi. Sedangkan dalam kodrat substansial, manusia mampu untuk menghadirkan diri dan berkembang sebagai subjek yang otonom. Kodrat rasional yang substansial inilah yang membentuk pola etis kehidupan manusia. Karena dalam diri manusia terdapat kecenderungan pada kebaikan sesuai dengan kodrat yang juga berlaku untuk semua substansi, sedemikian rupa sehingga setiap substansi mengusahakan pelestarian keberadaannya sesuai dengan hekakat kodratnya. Dalam kaitan inilah, Aquinas menyatakan bahwa segala sesuatu yang diketahui hekaket tujuan akhir, memiliki hakekat baik. Pernyataan ini menjadi akar penjabaran Aquinas tentang teori moralnya. Karena makhluq rasional yang berakal budi, maka manusia haruslah MK Akhlak Tasawuf 15 “sadar diri” dalam posisinya sebagai makhluq. Dengan “adar diri” ini, manusia akan menjadi tuan atas perbuatannya. Tuan bagi perbuatan inilah yang mengantarkan manusia kepada hakekat kemanusiaanya, dan disitulah manusia dengan akal budinya berjalan dalam nilai etis moralnya dalam menjalankan kehidupan. Akal budi manusia akan menuntun manusia untuk menemukan wujud kebaikan dan keadilan yang didambakan. Akal budi menjadi asas pertama perbuatan manusia, dan hukum merupakan aturan dan ukurannya, yang sudah seharusnya hukum memang bersumber dari akal budi. Jika hukum disusun supaya dapat mengikat perbuatan manusia, maka hukum harus adil dan membimbing manusia menuju tujuan akhir, yakni kebaikan. Kebaikan dan keadilan akan membuka keharusan ketaatan moral untuk menjadikan hukum sebagai penegak tata social yang harmonis dan seimbang. Rasa kebaikan dan keadilan akan membingkai moralitas dalam penegakan hukum. Moralitas penegak hukum bisa ditegakkan dengan selalu mencerahkan akal budianya untuk terus “sadar diri” atas keberadaannya sebagai “tuan” atas perbuatan yang dijalankan. “Sadar diri” inilah yang menjadi pangkal tolak yang diajukan Aquinas dalam membingkai hubungan etika dalam penegakan hukum. Kesadaran diri manusia harus selalu diolah, karena bagi Aquinas, kesadaran diri merupakan potensi yang harus ditafsirkan secara kritis, sehingga akan melahirkan gagasan yang segar dan mencerahkan. Makhluq yang “sadar diri” pastilah akan membuka jalan baru kehidupan yang mencerahkan dan membahagiakan. Dalam konteks ini, fakta rusaknya penegakan hukum di Indonesia bisa ditafsirkan sebagai ambruknya nilai “sadar diri”, sehingga jatuhlah nilai dan hekakat hukum. Penegak hukum bukan lagi “tuan” atas perbutannya, tetapi “tuan” bagi kekuasaan, uang, dan 10 Ibid MK Akhlak Tasawuf 16 KEDUDUKAN AKHLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM SERTA HUBUNGAN KEDUANYA A. Kedudukan akhlak dalam islam Beberapa abad sebelum lahirnya agama islam disunia ini penuh kegelapan dengan runtuhnya peradaban manusia, yang sebenarnya diakibatkan oleh penyimpangan manusia dari agama tauhid yang telah dianut oleh leluhurnya, semenjak Nabi Adam As hingga Nabi Isa As. Ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi sejak awal hingga masa lahirnya agama islam selalu menjaga martabat kemanusiaan agar tidak mengalami penurunan yang berakibat menyamaai martabat kebinatangan. Tetapi apa yang dikhawtirkan oleh nabi2 betul-betul terjadi dikalangan manusia dimana mereka saling merusak dirinya dengan bermaacam kezaliman bahkan nabinya juga dimusuhi dengan dibunuh dengan alsan bahwa ialah yang menghalangi2 kebebbasan mereka melakukan hal-hal yang dikeendakinya. Untuk mengetahui kedudukan akhlak dalam islam maka perlu diuraikan bahwa ada tiga macam sendi islam 1. Masalah Aqidah, yang meliputi keenam macam rukun islam. 2. Masalah Syari‟ah, yang meliputi pengabdian hamba terhadap tuhannya yang dapat dilihat dalam rukun islam yang lima. 3. Masalah Ihsan, yang meliputi hubungan terhadap Allah SWT, terhadap manusia dan seluruh makhluk hidup didunia ini. B. Kedudukan Tasawuf Dalam Islam Telah disebutkan pembahasan dimuka , bahwa ajaran akhlak dan tasawuf terdapat dalam sendi ajaran ihsan, maka tasawuf itu sendiri merupakan pengalaman hamba yang melahirkan kebijakan rohani untuk mendapatkan ma‟rifah kepada Allah SWT. MK Akhlak Tasawuf 17 Mengenai kedudukan tasawuf dalam islam terdapat beberapa pendapat yang mengatakan, bahawa hal itu tidak termasuk bagian integral dari ajaran islam dengan mengmukakan argumentasi 1. Tidak terdapat satupun kata tasawuf dan sufi dalam Qur‟an dan Hadits 2. Banyak istikah tasawuf yang sering digunakan sufi yang tidak ditemukan oleh al qur;an dan hadis. 3. Timbulnya istilah tasawuf dan sufi beserta dengan ajarannya baru dikenal pada abad hijriyah. 4. Ajaran tasauf yang di amalkan oleh orang islam mirip dengan ajaran mistik yang telah diamalkan oleh umat terdahulu. Ajaran tasauf dalam islam,memang tidak sama kedudukan hukumnya dengan rukun iman dan islam yang sifatnya wajib,tetapi ajaran tasauf bersifat ulama tasauf sering menamakan ajaranya dengan istilah fadaiul aamal. Memang ajaran tasauf harus diakui bahwa tidak ada satupun ayat atau hadis yang memuat kata tasauf dan sufi, karena istilah ini baru timbul ketika ulama tasauf berusaha membukukan ajran itu. Uapaya ulama tasauf memperkenalkan ajranya lewat metode peribadatan dan istilah-istilah yang telah diperoleh dari pengalaman batinya, yang memang metode dan istlah itu tidak didapatkan ayatnya di dalam al qur,an dan hadis. Tetapi sebenarnya ciptaan ulama tasawuf tentang hal tersebut, di dasarkan pada al qur,an dan hadits dengan perkataan udhkuru atau fadhuru. Ulama tasawuf yang sering juga disebut ulama Al- Muhaqiqin membuat tatacara peribadatan unrtuk mencapai tujuan tasawuf berdasarkan konsepsi dan motivasi beberapa ayat Al-Qur‟an dan Hadits, yang artinya sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang kami kembalikan ketmpat yang serendah-rendahnya neraka . Dalam ayat pertama diterangkan bahwa manusia diciptakan sebaik-baiknya. Bahwa manusia diciptakan sebaik-baik kejadian, namun karna perbuatan manusia itu sendiri, maka Allah mengembalikannyakepada tempat yang hina. MK Akhlak Tasawuf 18 Ajaran tasawuf termasuk ke dalam ajaran islam yang tercakup dalam sendi ihsan, yang berfungsi memperkuat sendi Aqidah Keimanan dan sendi Shari‟ah. Maka sering kita jumpai pembagian tasawuf menjdai tiga macam, yaitu 1. Tasawuf Aqidah yaitu lingkup pembicaraan tasawuf yang menekankan maslah-masalah metafisis hal-hal yang ghaib , yg unsure unsurnya adalah keimanan kepada tuhan, seperti adanya malaikat, Syurga dan neraka dan sebagainya. 2. Tasawuf Ibadah yaitu tasawuf yang menekankan pembicaraan dalam masalah rahasia Ibadah Asraru Al Ibadah . disamping itu Hamba yang melakukan ibadah, dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu a Tingkatan orang-orang biasa Al-Awam sebagai tingkatan pertama. b Tingkatan orang-orang yang istimewa Al-Khawas sebagai tiingkatan kedua. c Tingkatan orang-orang yang Teristimewa atau yang luar biasa sebagai Khawas Al Khawas tingkatan yang ketiga. Kalau tingkatan pertama dimaksudkan sebagai orang-orang biasa pada umumnya, maka tingkatan kedua dimaksudkan sebagai para Wali Al Aulia , sedangkan tingkatan ketiga dimaksudkan sebagai para nabi Al Anbiya‟ 3. Tasawuf Akhlaki yaitu tasawuf yang menenkankan pembahasan pada budi pekerti yang akan mengantarkan manusia mencapai kebahagiaan dunia akhirat, sehingga di dalamnya dibahas beberapa masalah akhlak, antara lain a Bertaubat At-Taubah, yaitu keinsafan seseorang dari perbuatan yang buruk, sehingga ia menyesali perbuatannya, lalu melakukan perbuatan baik. b Bersyukur As-Shukru, yaitu berterimakasih kepada Allah dengan menggunakan segala nikmatnya kepada hal-hal yang dipertintahkannya. c Bersabar Ash-Sabru, yaitu tahan terhadap kesulitan dan musibah yang menimpanya. d Bertawakal At-Tawakkul, yaitu memasrahkan sesuatu kepada Allah SWT. MK Akhlak Tasawuf 19 e Bersikap iklas Al-Ikhlas, yaitu membersihan perbuatan dari riya sifat yang menunjuk-nunjukan kepada orang lain, demi kejernihan perbuatan yang kita lakukan. HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU LAINNYA A. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf Para ahli ilmu Tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada 3 bagian yaitu tasawuf falsafi, tasawuf akhlaki dan tasawuf amali. Ketiga tasawuf ini memiliki tujuan yang sama yaitu mendekatkan diri kepada allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Pada tasawuf falsafi pendekatan yang digunakan pendekatan rasio atau akal pikiran. Sedangkan tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang tahapannya terdiri dari takhalli,tahalli dabn tajalli. Sedangkan tasawuf amali pendekatan yang digunakan adalah pendekatan amaliayah atau wirid. Tasawuf pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah seperti sholat, puasa, haji, dzikir, dan lainnya. Ibadah yang dilakukan dalam rangka tasawuf itu erat hubungannya dengan akhlak. Dalam hubungan ini Harun Nasution mengetakan bahwa ibadah dalam islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam al-Qur‟an dikaitkan dengan takwa dan takwa berarti melaksanakan perintah tuhan dan menjauhi larangannya yaitu orang-orang yang berbuat baik dan jauh dari yang tidak baik. Inilah yang disebut denagn ajaran amar ma‟ruf nahi munkar. Mengajak orang pada kebaikan dan mencegah orang dari hal-hal yang tidak baik. B. HUBUNGAN AKHLAK DENGAN TASAWUF DALAM ISLAM Untuk mengetahui hubungan Akhlak dengan Tasawuf dalam islam, maka ada beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan keterangan; misalnya Ulama yang mengatakan bahwa akhlak itu merupakan pankal tolak tasawuf, sedangkan Tasawuf adalah batas akhir akhlak. MK Akhlak Tasawuf 20 Begitu juga halnya pernyataan Al-Kattaniy yang telah dikemukakan oleh Imam Al-Gazali yang menyatakan hubungan yang sangat erat antara akhlak dengan Tasawuf yang dilukiskan dalam pernyataan yang berbunyi Artinya Tasawuf itu adalah budi pekerti, barang siapa yang menyiapkan bekal atas mu dalam budi pekerti, maka berarti ia menyiapkan bekal atas dirimu dalam Tasawuf. Untuk memperkuat pemahaman tentang keseimbangan dunia dengan urusan akhirat yang harus diperhatikan oleh Islam, maka ada salah satu hadits yang menerangkannya ِ â€Ø§Ø­ َذ َمْجر َح َمْجذ َر َمْجاا ِر ٍئ َمْجَن ََيَُمْجو َ َغ ًدا ااروي ىف ااسنن‬ Ù‹ â€Ø§ َمْجع َم َمْج َع َم َ َمْجاا ِر‬ †َو َمْج‬, â€Ø¦ يَظُ ُÙÙ† َمْجَن اَ َمْجن ََيَُمْجو َ َبَ ًدا‬ â€Ø¹Ù† عمرو‬ Artinya Kerjakanlah sesuatu yang sama denganamalan seseorang yang tidak akan mati selama-lamany, dan lakukanlah sesuatu yang sama dengan perbuatan seseorang yang akan mati besok. Perawi hadits ini terdapat dalam Kitab Sunnah, yang bersumber dari „Amr. Ada dua macam pemahaman untuk yang terkandungan dalam hadits ini, yaitu 1. Mengandung pemahaman untuk menyeimbangan urusan dunia dengan akhirat, yang harus dilakukan dengan volume waktu dan tenaga yang seimbang. 2. Mengandung pemahaman tentang keharusan bersungguh-sungguh bila melakukan urusan dunia, dan berbuat dengan rajin bila mengerjakan urusan istirahat. 11 Mahjuddin. Akhlak tasawuf I.jakarta kalam mulia,2009 MK Akhlak Tasawuf 21 C. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara mengesakan tuhan, selain itu ilmu ini juga disebut sebagai ilmu Ushul al-din, selain itu ilmu ini disebut juga ilmu aqa‟id atau keyakinan-keyakinan. Ilmu tauhid disebut juga ilmu kalam berarti ilmu yang membahas tentang kata-kata atau silat lidah dalam rangka mempertahankan pendapat dan pendirian masing-masing. Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tauhid dapat dilihat melalui analisi yaitu pertama dilihat dari segi objek pembahasannya, ilmu tauhid membahas masalah tuhan baik dari segi zat, sifat dan perbuatannya, ilmu tauhid akan mengarahkan manusia menjadi ikhlas dan keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang mulia. Kedua dilihat dari segi fungsinya ilmu tauhid menghendaki agar seseorang yang bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman yang enam dengan dalil-dalilnya yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid itu meniru dan mencontoh terhadap subjek yang terdapat dalam rukun iman itu. Jika kita percaya allah bahwa allah memiliki sifat-sifat tuhan itu maka sebaiknya manusia meniru sifat tersebut dengan mengembangkan sikap kasih sayang dimuka bumi. Demikian juga jika seseorang beriman kepada malaikat maka hendaknya meniru sifat-sifat yang terdapat pada malaikat seperti jujur, tidak pernah durhaka,dan patuh terhadap perintah tuhan. Dengan cara demikian percaya kepada malaikat akan membawa kepada perbaikan akhlak yang mulia sebagai mana firman allah ï‚   ï‚ ïƒï¤ï²ï€¦ïµï² ïƒ¶ï€¯ïƒ¤ï€³ï¼ï‚¡ïƒ ïƒ¿ï’ï²ï€¦    ïï‚šï‚‰ï²ï€§ï‚¯ï‚»ï´ï‚ƒ  ïƒï³ïƒ£ï‚ƒ      ïƒïƒ¨ï´ï‚ƒ ï‚žï ïƒ—ï‚Šï€£ï¹ï‚‰ïƒï‚© ïƒ”ïƒ¢ï‚Ÿï¸ïƒïƒ ïƒï°ï³ï€³ïƒï‚´ï‚¯ï‚»ïï€½ï´ï‚ ïïƒ¶ï‚Žïï€½ï´ïƒ¦ MK Akhlak Tasawuf 22 Artinya “malaikat-malaikat itu tidak mendurhakai allah terhadap apa yang diperintahkannyakepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkannya”Qs Al-Tahrim{66}6” ïƒïƒˆ  ïƒï€½ï‚‹ïƒï€¥ïµï‚ ïƒï‚ƒï¹ï‚‰ï³ï€¹ ïïƒŽï€©  ï ïƒï‚ ïƒ ïƒ¡ïƒïƒ¿ïƒ¹ï€½ï´ï‚ƒ  Artinya “Tiada suatu ucapannya yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadirQs Qaaf{50}18” Selanjutnya beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Tuhan khususnya Al-Quran, maka secara akhlaki harus diikuti dengan upaya menjadikan AlQuran sebagai wasit, hakim serta imam dalam kehidupan dan diikuti dengan mengamalkan segala perintah yang ada dalam Al-Quran dan menjauhi apa yang dilarangnya. Firman allah yang artinya     ï´ï¢ï€¥ï¸ï€ ï ï¹ïŠïƒïªï€¹  ïƒï¯ïµï±ïƒ³ï‚™ïƒ©ï€¦ ï‚ ïƒ‰ïï±ïƒŸï‚™ïµï‚ ï‚’ïƒŽïƒ»  ï´ï¢ï€¥ï¸ï€ ïƒ´ï‚‰ï³ï€©ï‚©ï€¹  ï€£ïšï‚Žï‚ïƒï–ï¸ï€ ï‚©ï€¡ï€¤ï€£ ï€ï³ï‚Œïµï² Artinya “sesungguhnya telah ada pada diri rasullullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu orang-orang yang mengharap rahmat allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut allah Qs Al-Ahzab{33}21. Ayat-ayat tersebut memberi petunjuk dan mengingatkan kepada manusia bahwa pada diri rasulullah sudah terdapat contoh akhlak yang mulia. Jika hal tersebut dinyatakan dalam Al-quran maka makudnya adalah agar diamalkan. Dengsn cara demikian beriman kepada para rasul akan menimbulkan akhlak yang mulia. Hal ini dapat diperkuat dengan cara meniru sifat-sifat yang wajib pada rasul yaitu sifat shidik, amanah, tabliqh dan fathanah. Jika semua itu ditiru MK Akhlak Tasawuf 23 oleh manusia yang mengimaninya, maka akan dapat menimbulkan akhlak yang mulia, dan disinilah letak hubungan Ilmu Akhlak dan Ilmu Tauhid. Rukun iman yang ke enam ternyata erat kaitannya dengan pembinaan akhlak yang mulia. Dengan demikian, dalam rangka pegembangan Ilmu Akhlak, bahan-bahanya dapat digali dari ajaran tauhid atau keimanan tersebut. Hubungan Ilmu Tauhid dengan Ilmu Akhlak dapat pula dilihat dari erat kaitan antara iman dan amal salih misalnya kit abaca ayat yang berbunyi   ï‚Ÿï ï‚§ïŽïƒ¨ï ïƒï‚ï´ï€¯    ï‚ ïƒï³ïƒ£ï‚ƒ ï‚Ÿï ï¹ï€ïƒŽïï€¯ïµï‚   ïï€ ïï€½ï¼ï‚¡ïƒ§ï‚„   ï€¥ï›ï ï´ï‚ï¹ï­ ïƒ¶ïŽïƒŽï¨ïƒ…ï‚¡ïƒ ïƒ¿ï’ï²ï€¦ Artinya “Maka demi Tuhan engkau, mereka belumlah dinamakan beriman, sebelum mereka meminta keputusan kepada engkau muhammad dalam perkara yang menjadi perselisihan diantara mereka, kemudian itu mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap apa yang telah engkau putuskan dan mereka menerima dengan senang hati. Qs AlNisa{4}65”  ïƒï‚ï´ï€¯  ï‚ ï‚ ï‚’ïï€¼ïƒŽï€©   ïƒï³ïƒŸïŠïƒ¸ï€¹ï€¤ï€£  ï´ï¢ï€¥ï¸ï€ ï€¤ï¹ïŠï‚¯ï’ïƒŽï€©    ï€ïƒï‚´ï‚¯ï‚»ï³ï€¹ï€§ï²ïƒ©ï€¦ïµï²  ïƒïƒ¨ï³ïƒ›ï²ï€¦ïµï² ïƒïƒ¨ïƒïŠï¹ï‚™ ï€¨ï€£ï±ïƒ¤ï€¹ï±ïƒ ï€©ï´ï‚ƒ Artinya “ucapan orang yang beriman itu, apabila mereka dipanggil kepada allah dan rasulnya untuk diputuskan perkara diantara mereka, hanyalah mengatakan “kami dengar dan kami patuhi”, dan itulah orang yang beruntung. Qs Al-Nur{24}51. MK Akhlak Tasawuf 24     ï‚ ï‚   ïƒï³ïƒŸïŠïƒ¸ï€¹ï€¤ï€£     ï€ïƒï‚´ï‚¯ï‚»ï³ï€¹ï€§ï²ïƒ©ï€¦  ï‚   ïƒ³ïïƒŽï§ïƒ…ï‚¡ïƒ ïƒ¿ï’ï²ï€¦ïµï²  Artinya “sesungguhnya orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang beriman kepada allah dan rasulnya, kemudian itu mereka tidak ragu-ragu dan senantiasa berjuang dengan harta dan dirinya dijalan allah. Itulah orang yang benar keimananya. Qs Al-Hujurat,{49}15. Ayat-ayat diatas memberi petunjuk dengan jelas bahwa keimanan harus dimanifestasikan dalam perbuatan akhlak dalam bentuk kerelaan dalam menerima keputusan yang diberikan nabi terhadap perkara yang diperselisihkan diantara manusia, patuh dan tunduk terhadap keputusan allah dan rasulnya, bergetar hatinya jika mendengar ayat-ayat allah dibacakan, bertawakal, melaksanakan sholat yang khusyu, berinfak dijalan allah, menjauhi perbuatan yang tidak ada gunakan, menjaga fajrinya dan tidak ragu-ragu dalam berjuang dijalan allah. Disinilah letak hubungan antara keimanan dengan pembentukan akhak. Ilmu Tauhid tampil memberikan landasan terhadap Ilmu Akhlak dan Ilmu Akhlak t ampil memberikan penjabaran dan pengamalan dari Ilmu Tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan ada artinya, dan akhlak yang mulia tanpa tauhid tidak akan kokoh. Selain itu Tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut. Disinilah letak nya hubungan yang erat dan dekat antara tauhid dan akhlak. MK Akhlak Tasawuf 25 D. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa Ilmu jiwa mengarah pembahasannya pada aspek batin manusiadengan cara menginterprestasikan prilakunya yang tampak. Melalui bantuan informasi yang diberikan oleh Ilmu Jiwa atau potensi kejiwaan yang diberikan al-Quran, maka secara teoritis Ilmu Akhlak dapat dibangun dengan kokoh. Dalam diri manusia terdapat potensi rohaniah yang cendrung kepada kebaikan dan keburukan. Potensi rohaniah ini dikaji dalam Ilmu Jiwa. Untuk mengembangkan Ilmu Akhlak kita dapat memanfaatkan informasi yang diberikan oleh Ilmu Jiwa. Selain itu dalam Ilmu Jiwa juga terdapat perbedaan psikologis yang dialami seseorang pada setiap jenjang usianya. Misalnya pada usia balita cendrung emosional dan manja pada usia anak-anak cendrung meniru orang tuanya dan bersikap rekreatif. Gejala psikologis seperti ini akan memberikan informasi tentang perlunya menyampaikan ajaran akhlak yang sesuai dengan perkembangan jiwanya. Dalam kaitan ini dapat dirumuskan sejumlah metode dalam menanamkan akhlak yang mulia. Dengan demikian Ilmu Akhlak dapat memberikan masukan dalam rangka merumuskan tentang metode dan pendekatan dalam pembinaan akhlak. E. Hubungan Ilmu Jiwa dengan Ilmu Pendidikan Semua aspek pendidikan ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan yaitu banyak berhubungan dengan kualitas manusia yang berakhlak. Tujuan ilsafat ependidikan islam yaitu terbentuknya seorang hamba allah yang patuh dan tunduk melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya sert memiliki sifat-sifat dan akhlak yang mulia. Rumusan ini sangat jelas menjelaskan bahwa Ilmu Akhlak erat kaitanya pendidikan Islam. MK Akhlak Tasawuf 26 BAB III PENUTUP kesimpulan Pada pembahasan ini dapat kita simpulkan bahwa hubungan Akhlak tasawuf sangat perlu kita pelajari, karena hal ini membahas tentang tujuan tasawuf yaitu sebagai berikut 1. bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan dan intisari dari itu adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan dengan cara mengasingkan diri dan berkontemplasi. 2. Lebih menetahui tentang Tasawuf, yang merupakan salah satu ilmu yang tentu saja berhubungan dengan ilmu lainnya. Keterkaitan ini kadangkadang dilihat dari persamaan objek, persamaan sudut pandang, persamaan sumber dan lain sebagainya. Saran Dengan pengetahuan tentang tasawuf ini diharapkan agar kita senantiasa bertindak dan berprilaku yang seimbang sesuai dengan ajaran yang ada dalam agama islam supaya kita bisa selamat dunia akhirat dan memperoleh kebahagiaan yang sejati. MK Akhlak Tasawuf 27 Daftar Pustaka 1. Abuddin nata, Akhlak tasawuf dan karakter mulia,jakartarajawali pers,2015. 2. Mahjuddin, Akhlak Tasawuf.Jakarta kalam mulia,2009 3. Harun nasution. Falsafah dan mistisisme dalam islam, jakarta bulan bintang, 1995 4. Husnan Malik. Esensi Tauhid Dan Syirik Dalam Islam. Dosen Metafisika UNPAB 5. Sumaryono,Etika dan Hukum Yogyakarta kanisius,2006 6. Mahjuddin. Akhlak tasawuf I.jakarta kalam mulia,2009 7. Barmawy Akhlak Solo Ramadhani,1990 8. Ihsan Sanusi, Akhlak tasawuf,batusangkarSTAIN Batusangkar pres,2012, 9. Hamka,tasawuf modern,Jakartapustaka panjimas,1990 MK Akhlak Tasawuf 28 0% found this document useful 0 votes920 views27 pagesDescriptionmakalah tasawufOriginal Titlemakalah Definisi Akhlak, Tasawuf, Persamaan Dan Perbedaan Serta Hubungan KeduanyaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes920 views27 pagesMakalah Definisi Akhlak, Tasawuf, Persamaan Dan Perbedaan Serta Hubungan KeduanyaOriginal Titlemakalah Definisi Akhlak, Tasawuf, Persamaan Dan Perbedaan Serta Hubungan KeduanyaJump to Page You are on page 1of 27 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 15 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 20 to 25 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Perbedaan Akhlak Dan Tasawuf – Perbedaan Akhlak dan Tasawuf dapat dilihat dengan jelas dalam konteks agama Islam. Akhlak adalah moralitas yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada perilaku, sikap, dan etika. Akhlak Islam menekankan kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas. Ini berfokus pada nilai-nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, Tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam. Ini berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Fokus Tasawuf adalah pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Pada dasarnya, Akhlak menekankan etika dan moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada bersikap baik terhadap orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. Akhlak Islam menekankan kejujuran, keadilan, kebijaksanaan, dan integritas dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak Islam juga menekankan pada perilaku yang santun dan penuh hormat, serta menghargai hak-hak orang lain. Sementara itu, Tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam. Ini berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Fokus Tasawuf adalah pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Hal ini mencakup meditasi, ibadah yang tulus, dan kemampuan untuk mengatasi dunia material. Kesimpulannya, Akhlak dan Tasawuf adalah bidang yang berbeda dalam Islam. Akhlak berfokus pada pengamalan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, Tasawuf berfokus pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Pemahaman tentang perbedaan Akhlak dan Tasawuf akan membantu orang memahami tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Penjelasan Lengkap Perbedaan Akhlak Dan Tasawuf1. Akhlak adalah moralitas yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada perilaku, sikap, dan etika. 2. Akhlak Islam menekankan kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas. 3. Tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam, yang berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. 4. Fokus Tasawuf adalah pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. 5. Akhlak menekankan etika dan moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada bersikap baik terhadap orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. 6. Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. 7. Akhlak dan Tasawuf adalah bidang yang berbeda dalam Islam. 8. Pemahaman tentang perbedaan Akhlak dan Tasawuf akan membantu orang memahami tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Penjelasan Lengkap Perbedaan Akhlak Dan Tasawuf 1. Akhlak adalah moralitas yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada perilaku, sikap, dan etika. Akhlak adalah moralitas yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada perilaku, sikap, dan etika. Akhlak membantu kita memahami bagaimana kita harus bersikap dan berperilaku dalam situasi tertentu. Akhlak juga berfokus pada tindakan, bukan pada kepercayaan atau pemikiran. Akhlak berfokus pada konsep kepatutan dan kebaikan. Akhlak mengajarkan kita untuk bersikap adil dan berlaku jujur, untuk berbuat baik dan menolong orang lain, dan untuk menghormati dan menghargai hak asasi manusia. Akhlak juga mengajarkan kita untuk menghormati budaya dan agama yang berbeda dan untuk melakukan yang terbaik dalam kehidupan kita. Sedangkan tasawuf adalah cabang dari agama Islam yang berfokus pada spiritualitas dan pengalaman batin. Tasawuf menekankan pentingnya pengalaman spiritual yang mendalam untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan untuk berhubungan dengan Tuhan lebih dekat. Tasawuf berfokus pada pengalaman spiritual yang mendalam, bukan pada tindakan atau perilaku. Tasawuf menekankan pentingnya bermeditasi dan menyembah Tuhan dengan hati yang bersih dan ikhlas, serta menghindari keinginan diri sendiri dan mendorong sifat ketaatan dan kesetiaan. Tasawuf juga menekankan pentingnya mengikuti ajaran agama dan melakukan amal sholeh. Ini termasuk berbuat baik dengan orang lain, berbuat kebajikan, berbuat amal yang bermanfaat, dan melakukan hal-hal yang dapat menghormati dan menghargai hak asasi manusia. Kesimpulannya, akhlak berfokus pada perilaku, sikap, dan etika yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, tasawuf berfokus pada spiritualitas dan pengalaman batin. Kedua-duanya membantu kita memahami bagaimana kita harus bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. 2. Akhlak Islam menekankan kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas. Akhlak Islam merupakan sebuat kebiasaan, sikap, dan tindakan yang harus diamalkan oleh setiap muslim dalam berinteraksi dengan orang lain. Akhlak Islam menekankan kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran dan Hadits. Akhlak Islam mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Kebijaksanaan dalam Akhlak Islam meliputi kemampuan untuk berpikir secara konstruktif dan menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat. Akhlak Islam mengajarkan bahwa setiap muslim harus membuat keputusan yang bijaksana dan menghormati hak orang lain. Akhlak Islam juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus berusaha untuk menghindari konflik yang bisa terjadi dan mencari solusi yang terbaik bagi setiap masalah. Kemudian, Akhlak Islam juga menekankan pada kejujuran. Kejujuran dalam Akhlak Islam dimaksudkan untuk memastikan bahwa setiap muslim harus jujur dalam berbicara, bertindak, dan bertindak. Akhlak Islam juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus jujur terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Selain itu, Akhlak Islam juga menekankan pada keadilan. Akhlak Islam mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjaga kesetaraan hak dan kewajiban yang dimilikinya. Akhlak Islam juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus memperlakukan orang lain dengan adil dan menghormati hak-hak mereka. Akhirnya, Akhlak Islam juga menekankan pada integritas. Integritas dalam Akhlak Islam bertujuan untuk memastikan bahwa setiap muslim harus bertindak jujur dan bertanggung jawab atas tindakannya. Akhlak Islam juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjaga integritas dirinya dan orang lain. Sedangkan, Tasawuf adalah sebuah cabang dari Islam yang berfokus pada kerohanian. Tasawuf juga dikenal sebagai Sufisme. Tasawuf menekankan pada pemahaman yang mendalam dan pencapaian kehidupan spiritual. Tasawuf juga mengajarkan bahwa setiap muslim harus mengikuti suatu jalan yang tepat untuk mencapai kehidupan spiritual yang sejati. Kebanyakan orang menganggap Tasawuf sebagai sebuah kegiatan spiritual yang melibatkan meditasi atau menyembah suatu entitas supranatural. Namun, Tasawuf juga menekankan pada kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas. Akhlak Islam dan Tasawuf memiliki beberapa kesamaan, namun mereka juga memiliki beberapa perbedaan. Akhlak Islam dan Tasawuf berbeda dalam hal tujuannya. Akhlak Islam bertujuan untuk mengajarkan manusia bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain dan membantu mereka untuk hidup sebagai muslim yang baik. Sedangkan, Tasawuf bertujuan untuk mengajarkan manusia bagaimana cara mencapai kehidupan spiritual yang sejati. Selain itu, Akhlak Islam dan Tasawuf juga berbeda dalam hal cara mereka mencapainya. Akhlak Islam menekankan pada upaya untuk memperbaiki sikap dan tindakan melalui pengamalan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama. Sedangkan, Tasawuf menekankan pada upaya untuk mencapai kehidupan spiritual melalui teknik spiritual, seperti meditasi dan iman. Akhirnya, Akhlak Islam dan Tasawuf juga berbeda dalam hal pandangan mereka tentang kehidupan. Akhlak Islam mengajarkan bahwa kehidupan manusia adalah sebuah proses pembelajaran dan mengajarkan bagaimana cara hidup sebagai muslim yang baik. Sedangkan, Tasawuf mengajarkan bahwa kehidupan manusia adalah sebuah proses menuju kehidupan spiritual. Secara keseluruhan, Akhlak Islam dan Tasawuf adalah dua aspek yang berbeda dari Islam. Akhlak Islam menekankan pada kebijaksanaan, kejujuran, keadilan, dan integritas, serta mengajarkan cara berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan, Tasawuf menekankan pada pencapaian kehidupan spiritual melalui teknik spiritual. 3. Tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam, yang berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam yang berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Tasawuf berasal dari kata Arab yang berarti “sufi”, yang secara harfiah berarti “suci”. Ini berfokus pada upaya untuk mencapai pemahaman spiritual yang lebih mendalam tentang ajaran Islam dengan menekankan pada aspek spiritualitas dan kedekatan dengan Tuhan melalui praktik spiritual. Tasawuf menekankan bahwa cara terbaik untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan adalah dengan menekankan pada aspek spiritualitas, yaitu berpikir tentang Tuhan dan mencoba untuk menjadi seperti Dia. Ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti melakukan ibadah, meditasi, berdoa, dan berpikir tentang ajaran-ajaran agama. Beberapa praktik spiritual yang populer yang dipelajari dan dilakukan oleh para Sufi adalah dhikr, mahabbah, dan mawlid. Akhlak, sebaliknya, adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam yang berfokus pada bagaimana seseorang bisa mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Akhlak berasal dari kata Arab yang berarti “kebiasaan”. Ini berfokus pada upaya untuk mengembangkan kebiasaan dan perilaku yang baik agar dapat mencapai tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Akhlak berfokus pada bagaimana seseorang bisa mengembangkan perilakunya agar lebih sesuai dengan ajaran Islam. Ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti menjaga lisan, menjaga mata, menghormati orang lain, membantu orang lain, dan mengikuti prinsip-prinsip moral dan etika yang ditetapkan dalam Islam. Akhlak juga menekankan bahwa seseorang harus mencari kedekatan dengan Tuhan melalui berbagai cara, seperti meningkatkan ibadah dan menghargai serta menghormati orang lain. Kesimpulannya, tasawuf adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam yang berfokus pada tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan melalui praktik spiritual. Sedangkan akhlak adalah cabang bahasan yang berkembang dalam Islam yang berfokus pada bagaimana seseorang bisa mengubah perilakunya menjadi lebih baik agar dapat mencapai tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. 4. Fokus Tasawuf adalah pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Tasawuf adalah cabang dari Islam yang berfokus pada spiritualitas dan kebajikan. Istilah ini diambil dari bahasa Arab, yang berarti “jalan spiritual”. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan jalan yang diikuti oleh orang-orang yang mencari kebahagiaan abadi. Kebajikan dan spiritualitas ini berfokus pada upaya untuk menjadi lebih dekat dengan Allah dan mencapai ketenangan batin. Tasawuf berbeda dari akhlak dalam beberapa cara. Pertama, akhlak lebih menekankan pada ketaatan terhadap hukum dan norma sosial, serta mengajarkan cara menjalankan kehidupan yang jujur dan bermoral. Akhlak juga dapat membantu seseorang dalam mengatur sifat-sifat individual dan menghormati hak-hak orang lain. Akhlak terutama berfokus pada perbuatan manusia yang dianggap benar dan bijaksana. Sedangkan, fokus tasawuf adalah pada kebajikan dan spiritualitas, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Akhlak memfokuskan pada sifat-sifat yang berkaitan dengan moral, sedangkan tasawuf berfokus pada sifat-sifat yang lebih tinggi, seperti cinta, belas kasih, toleransi dan keikhlasan. Orang yang mempraktikkan tasawuf umumnya berusaha untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk merasakan dan menyadari kehadiran Allah, dan menjadi lebih bersifat spiritual. Kedua, tasawuf menekankan pada pengembangan spiritualitas manusia. Hal ini bertujuan untuk mengubah seseorang menjadi lebih baik dan bermoral. Hal ini juga berfokus pada usaha untuk mencapai kedekatan dengan Allah, yang akan membantu seseorang untuk mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan abadi. Akhlak, pada gilirannya, menekankan pada ketaatan terhadap hukum dan norma sosial. Ketiga, tasawuf menekankan pada pemahaman akan pengalaman spiritual dan hubungan dengan Allah. Hal ini bertujuan untuk membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuannya untuk merasakan dan menyadari kehadiran Tuhan. Akhlak, pada gilirannya, berfokus pada pengalaman moral dan sikap yang berkaitan dengan moral. Keempat, tasawuf menekankan pada praktik spiritual dan kehidupan bermoral. Hal ini bertujuan untuk membantu seseorang dalam meningkatkan kesadaran spiritual dan kedekatan dengan Allah. Akhlak, pada gilirannya, menekankan pada sifat-sifat yang berkaitan dengan moral. Dalam kesimpulannya, tasawuf dan akhlak memiliki beberapa perbedaan. Tasawuf berfokus pada spiritualitas dan kebajikan, yang membantu orang mencapai kebahagiaan abadi. Akhlak, pada gilirannya, berfokus pada ketaatan terhadap hukum dan norma sosial. Akhlak juga berfokus pada perbuatan manusia yang dianggap benar dan bijaksana. Kedua, tasawuf menekankan pada pengembangan spiritualitas manusia, sedangkan akhlak menekankan pada sifat-sifat yang berkaitan dengan moral. Ketiga, tasawuf menekankan pada pemahaman akan pengalaman spiritual dan hubungan dengan Allah, sedangkan akhlak berfokus pada pengalaman moral dan sikap yang berkaitan dengan moral. Keempat, tasawuf menekankan pada praktik spiritual dan kehidupan bermoral, sedangkan akhlak menekankan pada sifat-sifat yang berkaitan dengan moral. 5. Akhlak menekankan etika dan moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada bersikap baik terhadap orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. Akhlak adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti “kebiasaan”. Akhlak adalah sikap dan tingkah laku manusia yang mencerminkan kualitas moral dan etika. Akhlak menekankan etika dan moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada bersikap baik terhadap orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. Akhlak juga mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, kebaikan, kebenaran, toleransi, kasih sayang, dan rasa hormat. Akhlak menekankan pada etika dan moral yang berlaku dalam kehidupan manusia, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan iklim yang kondusif bagi kehidupan yang damai dan harmonis. Sementara itu, tasawuf adalah sebuah cabang dari agama Islam yang memfokuskan pada pemahaman spiritual dan teologis. Tasawuf menekankan pada kesadaran spiritual dan pencarian jalan menuju kemaknaan hidup dan kedamaian. Prinsip tasawuf adalah untuk mencapai kebahagiaan spiritual dengan cara menemukan kesadaran diri dan mengembangkan kualitas spiritual. Ini dicapai dengan menghilangkan sifat egois manusia dan mengembangkan kualitas spiritual melalui ibadah dan meditasi. Tujuan utama dari tasawuf adalah untuk mencapai kesadaran spiritual yang tinggi yang dapat membantu manusia mencapai tujuan hidup mereka. Kesimpulannya, walaupun ada beberapa kesamaan antara akhlak dan tasawuf, namun keduanya berbeda dalam banyak hal. Akhlak berkaitan dengan etika dan moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berfokus pada bersikap baik terhadap orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan. Sementara itu, tasawuf adalah cabang dari agama Islam yang memfokuskan pada pemahaman spiritual dan teologis, yang bertujuan untuk mencapai kesadaran spiritual yang tinggi. 6. Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Akhlak dan Tasawuf merupakan dua istilah yang umumnya dikaitkan dengan budaya Islam. Kedua konsep ini memiliki beberapa persamaan, namun juga memiliki perbedaan yang signifikan, yang harus dicermati. Perbedaan utama antara Akhlak dan Tasawuf adalah bahwa Akhlak adalah konsep moral dan sosial yang berfokus pada perilaku bermoral dan etika, sedangkan Tasawuf adalah konsep spiritual yang berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Pertama, Akhlak adalah konsep moral dan sosial yang berfokus pada perilaku bermoral dan etika. Ini berarti bahwa orang yang memiliki akhlak yang baik akan selalu berpikir dan bertindak dengan cara yang mencerminkan sikap moral yang baik. Ini juga berarti bahwa orang yang memiliki akhlak yang baik akan memiliki sikap dan tindakan yang baik, yang mencerminkan etika yang baik. Misalnya, orang yang memiliki akhlak yang baik akan selalu bertindak dengan hormat terhadap orang lain dan akan menghormati hak-hak orang lain. Kedua, Tasawuf adalah konsep spiritual yang berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Istilah Tasawuf’ merujuk pada praktik spiritual yang berfokus pada peningkatan kesadaran tentang Tuhan dan hubungan dengan-Nya. Orang yang praktik Tasawuf berusaha untuk memahami dan merasakan kasih sayang Tuhan, yang dapat membantu mereka untuk lebih dekat dengan-Nya. Di dalam Tasawuf, orang juga diajarkan untuk mengendalikan emosinya dan mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Ketiga, Akhlak berfokus pada yang benar dan salah, sedangkan Tasawuf berfokus pada kesadaran spiritual. Akhlak berfokus pada berbagai konsep moral dan etika, yang membantu orang untuk mengidentifikasi dan mengikuti tindakan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk. Tasawuf, di sisi lain, berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Keempat, Akhlak berfokus pada sikap dan perilaku manusia, sedangkan Tasawuf berfokus pada hubungan dengan Tuhan. Akhlak berfokus pada sikap dan perilaku manusia, yang mencerminkan etika dan moral yang baik. Di sisi lain, Tasawuf berfokus pada hubungan dengan Tuhan, yang membantu orang untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Tuhan dan hubungan dengan-Nya. Kelima, Akhlak berfokus pada tindakan yang salah dan benar, sedangkan Tasawuf berfokus pada kesadaran spiritual. Akhlak berfokus pada tindakan yang salah dan benar, yang membantu orang untuk mengikuti tindakan yang benar dan menghindari tindakan yang salah. Di sisi lain, Tasawuf berfokus pada kesadaran spiritual, yang membantu orang untuk memahami dan merasakan kasih sayang Tuhan, yang dapat membantu mereka untuk lebih dekat dengan-Nya. Keenam, Akhlak berfokus pada perilaku yang mencerminkan moral yang baik, sedangkan Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual. Akhlak berfokus pada perilaku yang mencerminkan moral yang baik, yang membantu orang untuk bertindak dengan hormat terhadap orang lain dan menghormati hak-hak orang lain. Di sisi lain, Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Dapat disimpulkan bahwa Akhlak dan Tasawuf adalah dua istilah yang berbeda. Akhlak berfokus pada perilaku bermoral dan etika, sedangkan Tasawuf berfokus pada pemahaman dan pengalaman spiritual, yang membantu orang mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang keberadaan Tuhan. Itulah perbedaan Akhlak dan Tasawuf. 7. Akhlak dan Tasawuf adalah bidang yang berbeda dalam Islam. Akhlak dan Tasawuf adalah dua bidang yang berbeda dalam Islam. Akhlak mencakup semua aspek perilaku manusia, sedangkan Tasawuf adalah proses spiritual yang mengarahkan seseorang untuk mencapai keselarasan dengan Tuhan. Keduanya memiliki tujuan yang berbeda, tetapi bagaimanapun saling terkait. Pertama, Akhlak berkaitan dengan etika dan moral yang berlaku dalam masyarakat. Ini mencakup peraturan tentang bagaimana orang harus bersikap dan bertingkah laku di hadapan orang lain, serta bagaimana mereka harus bersikap di hadapan Tuhan. Akhlak menekankan pada pengertian moral yang meliputi kejujuran, kasih sayang, keadilan, dan hak asasi manusia. Kedua, Tasawuf adalah proses spiritual yang mengarahkan seseorang untuk mencapai keselarasan dengan Tuhan. Ini mencakup konsep pengabdian, pengorbanan, dan pengasihan. Hal ini juga terkait dengan ide-ide spiritual seperti pemahaman tentang Tuhan dan alam semesta, pengenalan akan hakikat, dan proses beribadah. Ketiga, Akhlak berfokus pada perilaku manusia di hadapan orang lain, sedangkan Tasawuf berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan. Akhlak berfokus pada perilaku yang dianggap benar dan diterima oleh masyarakat, sedangkan Tasawuf berfokus pada perjalanan spiritual untuk mencapai keselarasan dengan Tuhan. Keempat, Akhlak berfokus pada konsep moral dan etika, sedangkan Tasawuf berfokus pada konsep spiritual. Akhlak mencakup konsep-konsep seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Tasawuf mencakup konsep-konsep seperti pengabdian, pengorbanan, dan pengasihan. Kelima, Akhlak menekankan pada hakikat bahwa setiap orang memiliki hak moral untuk melakukan apa yang mereka anggap benar, sedangkan Tasawuf menekankan pada pengenalan Tuhan, dan proses beribadah. Akhlak menekankan pada peraturan moral yang berlaku dalam masyarakat, sedangkan Tasawuf menekankan pada proses spiritual untuk mencapai keselarasan dengan Tuhan. Keenam, Akhlak dapat diajarkan dan dipelajari, sedangkan Tasawuf merupakan proses yang harus dijalani oleh seseorang sendiri. Akhlak dapat dipelajari melalui banyak sumber, termasuk buku-buku, kursus, dan ajaran agama. Tasawuf adalah proses spiritual yang harus dijalani oleh seseorang sendiri, dengan bantuan orang lain yang sudah berpengalaman. Ketujuh, Akhlak dan Tasawuf adalah dua bidang yang berbeda dalam Islam. Akhlak mencakup semua aspek perilaku manusia, sedangkan Tasawuf adalah proses spiritual yang mengarahkan seseorang untuk mencapai keselarasan dengan Tuhan. Keduanya memiliki tujuan yang berbeda, tetapi bagaimanapun saling terkait. Akhlak berfokus pada perilaku manusia di hadapan orang lain, sedangkan Tasawuf berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan. Oleh karena itu, kedua bidang ini harus dipertimbangkan bersamaan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara keseluruhan. 8. Pemahaman tentang perbedaan Akhlak dan Tasawuf akan membantu orang memahami tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Perbedaan antara akhlak dan tasawuf dalam Islam dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Terlepas dari sudut pandang yang berbeda, penting untuk mengetahui perbedaan antara kedua konsep ini dan bagaimana mereka saling terkait. Pemahaman tentang perbedaan akhlak dan tasawuf akan membantu orang memahami tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Pertama, akhlak adalah tindakan atau perilaku yang mencerminkan nilai-nilai kejujuran, integritas, dan moralitas. Akhlak selalu berkaitan dengan etika, norma sosial, dan nilai-nilai agama. Akhlak membantu orang memahami nilai-nilai Islam dan membentuk cara pandang mereka tentang bagaimana seharusnya berperilaku untuk mencapai tujuan tersebut. Akhlak juga mengajarkan nilai-nilai kepada orang agar mereka dapat mengenali dan menghormati nilai-nilai orang lain. Kedua, tasawuf adalah sebuah kata yang berasal dari kata Arab yang berarti spiritualitas’. Tasawuf membahas tentang kehidupan spiritual seseorang dan bagaimana mencapai kedekatan dengan Tuhan. Tasawuf menekankan pada pengembangan kualitas spiritual, yakni kualitas kepribadian, kualitas kehidupan, dan kualitas relasi dengan Tuhan. Ketiga, akhlak adalah sesuatu yang ditetapkan oleh agama dan merupakan sebuah perintah untuk menjalankan nilai-nilai yang ditentukan oleh agama. Akhlak adalah cara untuk menjalankan aturan agama dan membantu orang mencapai tujuan hidupnya. Akhlak membantu orang mencapai kebahagiaan dan kepuasan hidup melalui perilaku yang benar dan tepat. Keempat, tasawuf adalah sebuah cara untuk mencapai tujuan spiritual. Tasawuf menekankan pada pengembangan kualitas spiritual melalui pengalaman spiritual dan komitmen yang kuat terhadap Tuhan. Orang yang berjalan di jalan tasawuf akan mengalami peningkatan dalam kebajikan dan pengabdian, yang dapat mengarahkan mereka kepada kedekatan dengan Tuhan. Kelima, akhlak lebih menekankan pada etika dan moralitas dalam kehidupan seseorang. Akhlak menekankan pada perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama. Akhlak juga berkaitan dengan tata krama sosial dan berhubungan dengan cara pandang dan nilai-nilai orang lain. Keenam, tasawuf lebih menekankan pada pengembangan aspek spiritual dalam kehidupan seseorang. Tasawuf membantu orang mencapai kepuasan spiritual melalui pengalaman spiritual. Tasawuf menekankan pada pengabdian kepada Tuhan dan perjuangan untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan. Ketujuh, akhlak menekankan pada pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak dapat membantu orang menjadi lebih baik dalam hal etika dan moralitas, dan membantu mereka menjadi warga yang bertanggung jawab dalam masyarakat. Kedelapan, tasawuf menekankan pada pengembangan kualitas spiritual dan kedekatan dengan Tuhan. Tasawuf membantu orang mencapai tujuan spiritualnya dengan mengajarkan bagaimana menjalani kehidupan spiritual yang benar. Tasawuf memungkinkan orang mencapai kedekatan dengan Tuhan dan kebahagiaan spiritual. Pemahaman tentang perbedaan akhlak dan tasawuf akan membantu orang memahami tujuan akhir ajaran Islam, yaitu mencapai kedekatan dengan Tuhan. Akhlak menekankan pada pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan tasawuf menekankan pada pengembangan kualitas spiritual dan kedekatan dengan Tuhan. Dengan mengikuti ajaran akhlak dan tasawuf, orang bisa mencapai tujuan hidupnya dan mencapai kedekatan dengan Tuhan.

perbedaan akhlak dan tasawuf